News & Research

Reader

Mata Uang Emerging Asia Berguguran Versus Dolar, Won Pimpin Depresiasi
Wednesday, May 08, 2024       15:41 WIB

Ipotnews - Mata uang Asia melemah terhadap dolar, Rabu, karena investor mengambil pendekatan hati-hati terhadap jalur pemangkasan suku bunga Federal Reserve, setelah optimisme yang dipicu oleh data ketenagakerjaan yang lemah pekan lalu memudar.
Won Korea Selatan memimpin kejatuhan di antara mata uang emerging Asia dengan penurunan 0,4%, sementara baht Thailand kehilangan 0,3%, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Rabu (8/5).
Rupiah turun 0,2%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa, mengatakan bahwa volatilitas di pasar valuta asing selama sebulan terakhir perlu dipantau dan dikelola dengan hati-hati, dan menambahkan bahwa penguatan dolar mempunyai dampak lebih cepat.
Dolar tetap dominan sepanjang tahun ini dan "akan tetap tangguh karena dalam pandangan kami, the Fed hanya akan melakukan pemotongan satu kali pada 2024," kata Alvin Tan, analis RBC Capital Markets.
"Pasar dengan mengantisipasi lebih dari satu pemotongan suku bunga oleh the Fed, merupakan tindakan yang berlebihan dalam ekspektasi dovish the Fed," tambah Tan.
Di antara mata uang lainnya, peso Filipina dan dolar Taiwan masing-masing menyusut 0,2%. Kedua negara tersebut melaporkan angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, Selasa.
Ringgit Malaysia melemah 0,2% menjelang keputusan suku bunga utama, Kamis. Bank sentral negara tersebut mempertahankan suku bunga tetap stabil pada pertemuan terakhir, namun mencatat bahwa ringgit sudah undervalued.
"Ini bukan situasi yang sangat akut bagi bank sentral (Malaysia), jadi saya tidak berpikir mereka akan terdorong untuk menaikkan suku bunga hanya karena nilai tukar," ungkap Tan.
Yen turun 0,4% versus dolar AS, menjauh dari level tertinggi yang dicapai minggu lalu karena dugaan intervensi dari otoritas Jepang untuk menghentikan depresiasi tajam mata uang tersebut. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM